BANGKOK — UNHCR, Badan Pengungsi PBB, mendesak semua negara di kawasan, khususnya negara-negara di wilayah sekitar Laut Andaman, untuk segera mengerahkan seluruh kapasitas pencarian dan penyelamatan mereka sebagai respons terhadap kapal-kapal yang dilaporkan berada dalam kesulitan dengan ratusan pengungsi Rohingya yang terancam nyawanya.
Meskipun rinciannya tidak diketahui sepenuhnya, UNHCR telah menerima laporan dari berbagai sumber mengenai situasi darurat di laut, dimana dua kapal yang penuh sesak mengalami kerusakan mesin dan kini terombang ambing tanpa tujuan di kapal yang tidak layak untukk berlayar di Laut Andaman. Kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan tidak dapat diprediksi dengan kemungkinan adanya angin topan, sebuah kemungkinan yang sangat disayangkan namun nyata. Jika digabungkan, kedua perahu tersebut membawa sekitar 400 orang.
Perahu lain yang membawa sekitar 150 pengungsi Rohingya dilaporkan telah tiba di Sabang, sebuah pulau di utara Aceh pada Sabtu dini hari (2 December). Masih banyak lagi yang dilaporkan masih dalam kesulitan di laut lepas.
UNHCR khawatir bahwa makanan dan air akan habis dan ada risiko kematian yang signifikan dalam beberapa hari mendatang jika orang-orang tidak diselamatkan dan diturunkan ke tempat yang aman. Sejalan dengan prinsip non-refoulement, kewajiban internasional berdasarkan Hukum Laut dan tradisi maritim yang telah lama dijalankan, kewajiban untuk menyelamatkan orang-orang yang mengalami kesulitan di laut harus ditegakkan, tanpa memandang kewarganegaraan atau status hukum orang-orang yang membutuhkan penyelamatan.
UNHCR memuji Indonesia karena telah menghormati komitmen internasionalnya dengan mengizinkan pendaratan bagi lebih dari 1.000 orang turun dari kapal sejak 14 November. Teladan Indonesia dalam hal solidaritas dan kemanusiaan patut ditiru oleh negara-negara lain di kawasan.
UNHCR menegaskan kembali seruannya untuk melakukan respon regional yang komprehensif untuk mengatasi pergerakan maritim yang berbahaya ini. Sejak tahun 2022 hingga saat ini lebih dari 570 orang termasuk pengungsi Rohingya dilaporkan tewas atau hilang di laut.
Badan Pengungsi PBB kembali memperingatkan bahwa akan lebih banyak lagi orang yang mungkin akan kehilangan nyawa di bawah pengawasan banyak negara pantai, jika tidak ada penyelamatan dan pendaratan kapal yang tepat waktu ke tempat aman terdekat.
UNHCR dan mitranya siap memberikan dukungan dalam memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi mereka yang mendarat dari kapal.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Bagikan melalui Facebook Bagikan melalui Twitter