UNHCR memberikan penghargaan kepada pejabat di bawah Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) atas jasa mereka yang mendukung perlindungan dan solusi kepada pengungsi di Indonesia.
Selama beberapa tahun, UNHCR telah berkoordinasi dengan Desk Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri dan Penyelundupan Manusia di Kemenkopolkam yang menangani koordinasi untuk membantu pengungsi. Fungsi badan ini semakin jelas dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden (PP) No. 125/2016 mengenai penanganan pengungsi luar negeri pada Desember 2016.
Terima kasih kepada kepemimpinan dua pejabat Desk Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri dan Penyelundupan Manusia – Ketua Desk Inspektur Jenderal Carlo Brix Tewu dan Wakil Desk Brigadir Jenderal Chairul Anwar – badan koordinasi ini terus memimpin usaha-usaha dalam membantu pengungsi dan komunitas setempat.
Sebagai penghargaan atas kerja mereka, Representatif UNHCR di Indonesia Thomas Vargas memberikan penghargaan pada acara pembukaan program kewirausahaan untuk para pemuda Indonesia dan pengungsi. Acara ini diadakan oleh UNHCR bekerjasama dengan Organisasi Buruh Internasional (ILO), Dompet Dhuafa dan Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya untuk menyatukan para anak muda Indonesia dan pengungsi untuk mendengarkan kiat dari wirausahawan lokal tentang bagaimana mendirikan usaha yang sukses.
“Saya memuji kerja Bapak Carlo dan Bapak Chairul yang mendorong solusi bagi pengungsi. UNHCR bekerja sama dengan mereka untuk mempromosikan solusi seperti penempatan ke negara ketiga. Namun, terkait dengan berubahnya kebijakan pemerintah [negara ketiga], kami juga mempromosikan untuk mempersiapkan masa depan para pengungsi dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka. Karena itulah dengan senang hati kami memberikan penghargaan ini kepada Bapak Carlo dan Bapak Chairul di tengah-tengah kehadiran Anda semua – para wirausahawan lokal dan pengungsi – yang telah berpartisipasi dalam proyek percontohan ini demi mendorong pembangunan ekonomi dalam masyarakat stempat,” ujar Thomas Vargas dalam pidatonya.
Carlo merasa terhormat mendapatkan penghargaan dari UNHCR. “Sebenarnya ini adalah sebagai bagian dari tugas Kemekopolhukam sesuai dengan PP 125/2016. Sampai saat ini kami sedang mengupayakan bagaimana caranya agar implementasikannya,” ujar Carlo setelah menerima penghargaan.
mengungkapkan hal yang sama. “Yang paling penting adalah sebagai motivasi. Untuk saya pribadi supaya bekerja lebih baik lagi, lebih keras lagi untuk melakukan tindakan kemanuasiaan dalam konteks penanganan pengungsi,” ujar Chairul.
“Kalau Kemenkopolhukam, berdasarkan PP 125/2016, ditugaskan untuk mengkoordinasikan penanganan pengungsi yang dilakukan oleh kementrian lembaga di tingkat pusat termasuk instansi daerah. Lalu sosialisasi juga sudah dilakukan di beberapa daerah untuk masyarakat, untuk pengungsi dan untuk para pejabat atau instani pemerintah sehingga mereka bisa memahami, mengerti tentang pengungsi dan bagaimana mereka menyikapinya,” tambahnya.
Baik Carlo maupun Chairul mengapresiasi UNHCR yang telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan kewirausahaan untuk pemuda Indonesia dan pengungsi. Kegiatan pelatihan ini dimulai dengan kemitraan yang kuat antara UNHCR dan ILO untuk menyelenggarakan proyek percontohan ini untuk para pengungsi. Program ini dimulai pada bulan September 2018 di Unika Atmajaya dan Dompet Dhuafa. Program percontohan ini bertujuan untuk mendukung pemuda Indonesia dan pengungsi berusia antara 17 dan 30 dengan kemampuan kewirausahaan yang akan meningkatkan kemandirian mereka dan siap dalam menyongsong masa depan.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas program kerja pelatihan dalam rangka menyiapkan pemuda-pemuda, baik Warga Negara Indonesia maupun para pengungsi yang tentunya sudah pasti akan membantu kita melaksanakan tugas kita,” ujar Carlo. “Kami percaya bahwa program ini, […] akan menghasilkan suatu program yang luar biasa dan pastinya akan sangat membantu khususnya kerja saya dalam mengimplementasikan Peraturan Presiden,” tambahnya.
Chairul juga menganggap pelatihan ini merupakan program yang positif karena memberikan ketrampikan kepada pemuda pengungsi dan Indonesia. “Kita tahu masalah utama pengungsi di Indonesia adalah masalah resettlement. Dan kita melihat kecenderungan akhir-akhir ini resettlement ke negara penerima cenderung menurun sehingga mereka akan lama di Indonesia dengan serba ketidakpastian. Masalah utamanya adalah, mereka harus bertahan hidup dengan kemampuan yang ada,” ujar Chairul said.
Dalam proyek kewirausahaan ini, UNHCR dan partner kerjanya berharap ekonomi lokal bisa berkembang dan akan memberikan kesempatan kepada pengungsi untuk berkontribusi kepada komunitas setempat dengan membagikan bakat dan kemampuan khusus mereka.
Bagikan melalui Facebook Bagikan melalui Twitter