Para pengungsi saling bahu membahu untuk membantu warga yang terkena dampak gempa dan tsunami yang menerjang Sulawesi Tengah pada 28 September.
“Tidak perlu jadi kaya untuk membantu orang lain,” ujar seorang pengungsi yang turut serta dalam aksi kemanusiaan belum lama ini. Kata-kata ini mengambarkan kemurahan hati para poengungsi yang telah mengumpulan donasi untuk para korban bencana alam di Sulawesi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga 21 October 2018, tercatat ada 2,256 orang tewas, 4,612 orang luka berat, 223,751 orang mengungsi dan 1,309 orang hilang sebagai akibat dari bencana yang menghantam Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong di Sulawesi Tengah.
Bencana ini juga telah menyentuh hati para pengungsi, yang mengalami persekusi dan kesulitan di negara mereka sehingga mereka mencari perlindungan di Indonesia. Sekelompok pengungsi Somalia yang tinggal di Makassar, misalnya, mengumpulkan uang untuk membeli susu, biskuit, sarung, topi dan pakaian. Mereka menyerahkan bantuan tersebut ke posko bantuan di kepolisian Makassar yang mengumpulkan bantuan untuk dikirim ke korban bencana di Palu dan Donggala.
“Uang yang kami donasikan tidak banyak, tapi kami tulus membantu saudara-saudara kami di Palu,” ujar Hakim*, seorang pengungsi asal Somali. “Kami hanya mengikuti tradisi untuk membantu saudara-saudara atas nama kasih sayang,” tambahnya.
Donasi tersebut, kata Hakim, merupakan cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan komunitas dan orang-orang Indonesian yang telah berbaik hati menerima mereka-mereka yang sedang mencari suaka. “Inilah waktunya kami memberikan sesuatu untuk Indonesia untuk mengungkapkan rasa terima kasih kami atas diterimanya kami di sini. Orang-orang Indonesia sangat baik kepada para pengungsi,” tambah Hakim.
Pengungsi Afghanistan di Makassar juga mengulurkan bantuan kepada para korban gempa dan tsunami. Mereka mengumpulkan sumbangan dari pengungsi Afghanistan yang tinggal di seluruh akomodasi di Makassar untuk membeli beras, popok bayi, susu, minyak goreng, makanan dan perlengkapan kewanitaaan. Sejumlah bantuan disumbangkan melalui posko “Donasi Bosowa untuk Palu” di Makassar, sedangkan sebagian bantuan diberikan langsung kepada para korban yang dievakuasi dari Palu ke Makassar.
“Kami memberikan sumbangan ini sebagai bentuk solidaritas kepada para korban gempa dan tsunami di Palu. Kita semua saudara. Selain itu, kami juga merasa bahwa Indonesia adalah rumah kedua kami,” ujar Arga*, seorang pengungsi asal Afghanistan.
Ribuan keluarga kehilangan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah Indonesia dalam pernyataan publiknya menyatakan menerima bantuan untuk mengatasi bencana. Bantuan yang sangat dibutuhkan antara lain tenda, obat-obatan, generator listrik dan fasilitas pengolahan air.
*Nama pengungsi di artikel ini bukan nanya yang sebenarnya
Bagikan melalui Facebook Bagikan melalui Twitter