Jakarta, 20 Juni 2022 – Tahun ini, Hari Pengungsi Sedunia ditandai dengan adanya rekor baru sepanjang sejarah, terkait jumlah orang yang terpaksa melakukan pelarian diseluruh dunia. Laporan Tren Global 2021 UNHCR (Badan PBB untuk Urusan Pengungsi) – yang dirilis pada tanggal 17 Juni – melaporkan bahwa pada akhir tahun 2021, mereka yang terpaksa melakukan pelarian dari perang, kekerasan,
penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia mencapai 89.3 juta orang, meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya dan lebih dari dua kali melampaui jumlahnya 10 tahun yang lalu. Sementara jumlah pengungsi di akhir tahun 2021 meningkat menjadi 27.1 juta orang dari 26.4 juta pada tahun 2020.
Pada tahun 2022, invasi Rusia terhadap Ukraina – menyebabkan krisis kepengungsian tercepat dan salah satu yang terbesar sejak Perang Dunia II – ditambah beberapa krisis, dari Afrika hingga Afghanistan dan lainnya, mendorong jumlah orang yang terpaksa melakukan pelarian hingga melampaui tonggak
dramatis 100 juta orang pada bulan Mei 2022.
“Tema dari Hari Pengungsi Sedunia tahun ini adalah ‘Right to Seek Safety’ (Hak untuk mencari keselamatan). Dengan memperingati Hari Pengungsi Sedunia bersama kami, Anda telah menunjukkan bahwa Anda ikut ‘berdiri’ bersama pengungsi. Kita harus berkomitmen bersama untuk melindungi setiap orang yang terpaksa melakukan pelarian – siapapun mereka, darimanapun mereka datang dan kapanpun mereka terpaksa melakukan pelarian,” ucap Ann Maymann, Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia.
Indonesia adalah negara yang telah memberikan akses ke dalam teritorinya bagi orang – orang yang terpaksa melakukan pelarian dari konflik, penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia. Di kawasan Asia Pasifik, selama bertahun – tahun Indonesia telah menjadi contoh baik atas prinsip – prinsip kemanusiaan yang diberlakukan, yang tidak menutup pintu sebagaimana dilakukan oleh beberapa
negara lain di kawasan ini atau di bagian dunia lainnya. Solidaritas dari Indonesia bagi pengungsi memberikan mereka perasaan aman.
Saat ini, terdapat lebih dari 13.100 pengungsi dari sekitar 50 negara asal, tinggal di beberapa kota di Indonesia, termasuk Medan, Aceh, Pekanbaru, Batam, Surabaya, Kupang, Makassar, Jakarta, Semarang dan beberapa kota lainnya. Mereka tinggal di dalam komunitas masyarakat Indonesia dan telah memberikan kontribusi di area mereka tinggal selama bertahun – tahun. Mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi apabila mereka diberikan kesempatan.
Dalam rangka memperingati Hari Pengungsi Sedunia, beberapa pengungsi di beberapa lokasi yang berbeda memasak makanan tradisional dari negara asal mereka dan membagikannya kepada tetangga dan teman – teman Indonesia mereka. Dalam acara hari ini, kumpulan resep dari para pengungsi diluncurkan dalam bentuk buku berjudul “From the Plates of Refugees” (Dari Piring Pengungsi) dan dibagikan kepada para hadirin dari pihak pemerintahan, mitra kerja, donor dan pendukung. UNHCR akan segera menjadikan buku resep tersebut tersedia untuk dibeli publik.
“Pada hari yang spesial ini, mari kita hargai keberanian, keteguhan dan kontribusi jutaan orang yang terpaksa melakukan pelarian di seluruh dunia. Marilah juga kita ingat bahwa dengan bantuan tetangga, komunitas dan negara – negara yang membuka tangannya, para pengungsi dapat membangun kembali kehidupan mereka, berkontribusi dan menjadi orang – orang yang berhasil dimanapun mereka berada,” tambah Ann.
Kontak Media:
Mitra Suryono, Associate Communications Officer, [email protected]
Informasi tambahan/ materi multimedia pendukung:
UNHCR’s Global Trends Report dan asset multimedia pendukungnya tersedia dalam media page kami.
Bagikan melalui Facebook Bagikan melalui Twitter